Assalamu’alaikum Wr. Wb
Tulisan ini dibuat saat hati ini masih gundah gulana, belum lagi akibat ulah remaja labil yang membuat teriakan ku hampir membangunkan tetangga sebelah….
Bahkan nasyid pun tak mampu meredam panasnya hati ini….
Aku kembali jatuh dalam lubang yang sama, lubang kesalahan yang kubuat sendiri, karena aku mungkin tak akrab dengan teman bernama KOMUNIKASI, aku mau berteman tapi aku merasa aku sering diputarbalikkan oleh kata-kata ini.
Aku mencoba memahami setiap seluk beluk kata ini, tapi yang kudapatkan hanya kebuntuan karena aku punya batas yang tak mampu kuruntuhkan, aku bagai air di pucuk daun yang siap jatuh ke tanah, lalu terserap begitu saja, terombang ambing karena arogansi diri atau lingkungan luarku, lalu apa peranku pada KATA ini, aku tak mampu mencercah demi suku kata yang dibangunnya, apa aku terlalu emosi menghadapi kata ini.
K.O.M.U.N.I.K.A.S.I
Aku memang tak sedikitun meninggalkannya untuk tidak lagi menghargainya, tetap saja ia kupuja, sering kusebut dalam setiap permasalahan yang dilemparkan padaku, karena aku terlanjur tak punya teman lain yang bisa kujadikan alasan untuk mereka, setidaknya ia tidak pernah mengeluh sekalipun aku memaksa.
Maka, jikalau ada yang membuat ku gundah gulana saat ini adalah, keguasaran ku jika Komunikasi bagai kata tak di anggap dengan sepenuh fungsinya, aku pernah dibenarkan oleh KOMUNIKASI, aku pernah disalahkan karena KOMUNIKASI, atau aku bagai tak ada juga karena KOMUNIKASI
Adakah yang salah dari engkau, wahai teman?? Apa aku salah jika membenarkanmu beberapa bulan ini, karena aku pahami engkau bukan karena keterpaksaan, tapi karena saat itu tuntutan tugas yang harus kujalankan, aku mungkin menceracau saat menjelaskanmu, aku mungkin tak sepenuh ilmu berbagi dengan orang sekitarku, atau aku memang tak berada di ragaku saat aku cuma bilang, MANA KOMUNIKASI KALIAN???
Aku beruntung saat itu, memperolehmu menjadi suatu hal yang baru, lalu aku seperti terhipnotis sampai saat ini, menganggapmu sebagai suatu hal yang menjadi pembenaranku, wajar jika aku berulang kali mendapatkan kekesalan yang sama saat engkau cuma dipermainkan kata.
Kalau jiwa ini lelah saat jawaban ku hanya komunikasi, maka aku cukup tersenyum, berarti memang engkau masih diperlukan, aku tak ingin menjadi orang munafik, sungguh tak ingin…aku yakin apa yang telah kusampaikan saat itu, bukan mengada-ada, bukan pelepasan beban,….
Aku merasa harus berterima kasih pada kalian yang membuatku begitu paham akan arti pentingnya KOMUNIKASI, mengajarkan ku sabar pada hal-hal yang membuatku begitu kacau,…
Kata marah, sedih, bosan, emosi dan negatif yang dulunya mengawali setiap bebanku, sedikit demi sedikit kuracun dengan hati yang penuh pengertian, aku mencari bibit damai, lau kusemai di tanah hati, agar tak ada lagi kebencian yang dulu ku anggap tak akan bisa hilang dalam diriku, Ya Allah…aku memang salah jika hanya diriku yang selalu mencari pembenaran.
Aku yang menjunjung KATA ini, hanya kuselipkan di hatiku, karena aku telah diajarkan hal yang sama oleh mereka yang menganggap bahwa kata-kata lah yang akan membuat semua lebih mengerti…
Aku yang di ajar oleh mereka dengan cara yang begitu unik, mendengarkan setiap kataku, membimbing arah pikiran yang selama ini kupendam, mengajak membuka dunia yang selama ini aku asingkan, menyediakan media yang selama ini tak ku sentuh, aku belajar dari mereka dalam hal memandang hidup, menyikapi masalah, mengkaji setiap langkah, yang memulai semua dengan KOMUNIKASI
Maka inilah tulisan tentang dirimu yang dulunya tak berani untuk aku ungkapkan, aku hanya seseorang yang tak suka mengatur kata dengan utuh, tapi aku suka segala bentuk ketersembunyian dari kata yang kita ungkapkan…
Semalam aku kelukaan,
kecewa kehampaan,
mencalar ketabahan,
mimpi yang sering ku harapkan,
menjadi kenyataan,
namun tak kesampaian.
Allah…
Inginku hentikan langkah ini,
bagaikan tak mampu untuk ku bertahan,
semangat tenggelam,
lemah daya,
haruskah aku mengalah,
namun jiwaku berbisik,
inilah dugaan.
Dan langkahku kini terbuka,
pada hikmah dugaan,
uji keimanan (menguji keimanan),
tak dilontarkanNya ujian,
di luar kekuatan,
setiap diri insan.
Allah…
Pimpinlah diriku,
tuk bangkit semula,
meneruskan langkah,
perjuangan ini,
cekalkan hati dan semangatku,
kurniakan ketabahan,
agar mimpi jadi nyata,
padaMu ku meminta.
Daku mohon agung kudratMu,
wahai Tuhan yang satu,
segalanya dariMu.
(Langkah Tercipta-UNIC)
Tuhan menganugrahkan mulut kepada kita, supaya kita bisa mnegungkapan perasaan kita melalui kata kata………bersyukurlah
dan jadikanlah ia sebagai pintu keluar kata-kata hikmah, tanpa ada menyakiti atau saling menjatuhkan,,
saba kak… jan mamakiak2… tajago adiak wak di subalah beko 😛
hehe peace V
1 blok kita belajar komunikasi ituuuuu 🙂
benar dek…ternyata 6 minggu belajar belumlah cukup untuk kita untuk memahami komunikasi secara utuh….
jan kan adiak d sabalah, sarumah ko se tajago dibueknyo….^^
This is for you, check this out :
What the heaven about communication?